Penulis : Rini Susanti
JDNews.com-Banyak orang tua, terutama ibu, merasa bahwa mereka harus selalu bersikap baik, lembut, dan pengertian terhadap anak mereka. Mereka mungkin merasa bahwa dengan memenuhi semua permintaan anak atau menghindari konflik, mereka akan menjadi ibu yang ideal. Namun, pandangan ini bisa mempengaruhi perkembangan anak dalam jangka panjang. Menjadi ibu yang terlalu baik tidak selalu berarti menjadi ibu yang terbaik bagi anak.
- Menghindari Batasan Dapat Menghambat Pembelajaran Anak
Anak-anak membutuhkan batasan yang jelas untuk memahami dunia sekitar mereka. Jika seorang ibu selalu berusaha untuk menjadi “baik” dengan memberi segala yang anak inginkan tanpa batas, anak akan kesulitan memahami konsep disiplin dan tanggung jawab. Mereka mungkin akan berpikir bahwa mereka bisa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan tanpa perlu berusaha atau menghormati aturan. Menurut Dr. John Gottman, seorang psikolog terkemuka, penting bagi orang tua untuk menetapkan batasan yang jelas dan konsisten, karena itu memberikan rasa aman bagi anak dan membantu mereka memahami bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi. Tanpa batasan, anak bisa merasa kebingungan atau bahkan tidak tahu bagaimana berinteraksi dengan dunia di luar rumah mereka.
- Anak Perlu Belajar Menghadapi Konsekuensi
Ketika ibu selalu berusaha untuk menghindari konflik atau menyenangkan anak dengan memenuhi keinginan mereka, anak tidak belajar untuk menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. Misalnya, jika anak melakukan sesuatu yang salah atau tidak sopan, tetapi ibu selalu mengalah dan tidak memberikan sanksi yang sesuai, anak tidak akan belajar tentang akibat dari perbuatannya. Dr. Laura Markham, seorang pakar pengasuhan, menyatakan bahwa salah satu cara untuk mendidik anak adalah dengan memberi mereka pemahaman yang jelas tentang konsekuensi yang timbul dari setiap pilihan yang mereka buat. Hal ini mengajarkan anak untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan mengembangkan rasa empati terhadap orang lain. Disiplin yang tegas, tetapi penuh kasih, membantu anak merasa dihargai dan dihormati, sekaligus belajar tentang batasan.
- Pengaruh Jangka Panjang terhadap Karakter Anak
Meskipun memberi anak apa yang mereka inginkan bisa membuat mereka senang dalam jangka pendek, ini bisa menghalangi perkembangan karakter mereka. Anak-anak perlu diajarkan untuk bekerja keras, bersabar, dan mengelola emosi mereka, bukan hanya belajar bagaimana mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika ibu selalu memberikan kemudahan tanpa tantangan, anak bisa tumbuh dengan harapan yang tidak realistis tentang hidup. Mereka mungkin merasa dunia berutang kepada mereka, atau mereka tidak siap untuk menghadapi kesulitan di kehidupan nyata. Menurut Dr. Daniel J. Siegel, seorang ahli saraf dan psikologi, orang tua perlu memberi anak mereka kesempatan untuk mengatasi tantangan dan belajar dari kegagalan mereka. Ini adalah bagian penting dari perkembangan emosional dan sosial yang membantu anak tumbuh menjadi individu yang tangguh dan dewasa.
- Kasih Sayang yang Seimbang dengan Disiplin
Menjadi ibu yang baik tidak berarti menghindari disiplin atau hanya memberi kasih sayang tanpa batas. Disiplin yang baik adalah tentang memberikan arahan yang jelas kepada anak mengenai perilaku yang diharapkan, sambil tetap menunjukkan kasih sayang dan perhatian. Dalam bukunya, “The Whole-Brain Child”, Dr. Siegel menjelaskan bahwa anak-anak perlu merasa aman secara emosional, tetapi juga perlu tahu bahwa perilaku mereka memiliki dampak. Disiplin yang penuh kasih bukanlah tentang hukuman fisik atau kekerasan emosional, tetapi lebih tentang membantu anak memahami bahwa setiap keputusan mereka memiliki konsekuensi, baik itu positif atau negatif. Dengan cara ini, anak belajar tanggung jawab, rasa hormat, dan kontrol diri.
- Pentingnya Keseimbangan antara Kasih Sayang dan Batasan
Pakar pengasuhan sering kali menekankan pentingnya keseimbangan antara kasih sayang dan disiplin. Seorang ibu yang terlalu fokus untuk menjadi baik mungkin cenderung menghindari memberi batasan, padahal anak-anak justru membutuhkan keduanya. Kasih sayang memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan anak untuk merasa dicintai dan dihargai, sementara disiplin mengajarkan mereka aturan dan tanggung jawab. Dr. Edward Hallowell, seorang psikiater dan penulis, berpendapat bahwa anak-anak yang tumbuh dengan pengasuhan yang penuh kasih sayang dan disiplin cenderung lebih percaya diri, lebih mandiri, dan lebih siap menghadapi tantangan kehidupan. Disiplin yang konsisten, ketika diberikan dengan penuh kasih, bukan hanya mengajarkan anak cara berperilaku dengan baik, tetapi juga membentuk karakter mereka.
Kesimpulan
Menjadi ibu yang selalu berusaha untuk menyenangkan anak atau menghindari memberikan batasan bisa berdampak negatif bagi perkembangan anak dalam jangka panjang. Anak-anak perlu belajar tentang batasan, tanggung jawab, dan konsekuensi dari tindakan mereka. Seorang ibu yang bijaksana adalah ibu yang bisa memberikan kasih sayang yang tulus, tetapi juga tahu kapan saatnya untuk menegakkan disiplin yang konsisten dan tegas. Dengan cara ini, anak-anak akan berkembang menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan kehidupan. Disiplin yang diberikan dengan penuh kasih sayang justru membantu anak merasa lebih dihargai dan dihormati, serta lebih siap untuk menjadi pribadi yang matang dan tangguh.
Semoga penjelasan ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pentingnya keseimbangan dalam pengasuhan anak!