Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, menjelaskan bahwa kendaraan tempur yang dikirim merupakan tipe Anoa 6×6, yang dikenal andal dalam berbagai medan pertempuran. Ranpur ini memiliki fitur perlindungan balistik tinggi serta sistem manuver yang mumpuni, sehingga cocok digunakan dalam misi penjaga perdamaian di Lebanon. “Ini adalah bukti bahwa produk Pindad memenuhi standar global dan siap bersaing di pasar internasional,” ujarnya.

Pengiriman kendaraan tempur ini merupakan bagian dari kontrak kerja sama antara Pindad dan PBB. Sebelumnya, Pindad telah beberapa kali mengekspor produk alutsista ke berbagai negara, termasuk Senegal, Filipina, dan Malaysia. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa industri pertahanan Indonesia mampu berkompetisi dengan produsen ranpur dari negara-negara maju.

Selain memperkuat citra Indonesia di kancah global, ekspor ini juga berdampak positif bagi industri dalam negeri. Dengan meningkatnya permintaan, Pindad dapat terus mengembangkan teknologi dan meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini diharapkan bisa membuka lapangan kerja lebih luas serta mendukung kemandirian pertahanan nasional.

Ke depan, Pindad berkomitmen untuk terus memperluas pasar ekspor dan meningkatkan inovasi produk. Dengan dukungan pemerintah serta kerja sama dengan mitra internasional, Pindad optimistis dapat menjadi pemain utama dalam industri pertahanan global. Ekspor 30 kendaraan tempur ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan Pindad menuju pasar yang lebih luas di masa depan.