JDNews.co.id – Produktivitas petani di berbagai daerah mengalami peningkatan signifikan sepanjang awal tahun 2025. Hal ini terlihat dari capaian produksi padi nasional yang berhasil melampaui target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian. Berdasarkan data sementara dari Badan Pusat Statistik (BPS), hingga akhir Maret 2025, produksi padi nasional telah mencapai 18,5 juta ton gabah kering giling (GKG), melebihi target triwulan pertama sebesar 17 juta ton.
Peningkatan ini tidak lepas dari berbagai faktor pendukung, mulai dari cuaca yang relatif bersahabat, penggunaan benih unggul, hingga ketersediaan pupuk yang lebih merata. Pemerintah juga memperluas program pendampingan kepada petani melalui penyuluh lapangan, yang terbukti meningkatkan keterampilan dan efisiensi kerja para petani di lapangan.
Di beberapa daerah sentra produksi seperti Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat, petani mengaku panen lebih cepat dan hasil yang didapat lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. “Kalau tahun lalu satu hektare dapat 5 ton, sekarang bisa sampai 6,5 ton,” ujar Sutarno, petani di Klaten, Jawa Tengah. Kenaikan hasil panen ini tentunya berdampak langsung pada pendapatan petani yang ikut meningkat.
Kementerian Pertanian menyampaikan apresiasinya kepada para petani dan seluruh pihak yang telah mendukung peningkatan produksi padi nasional. Menteri Pertanian, dalam keterangan persnya, mengatakan bahwa capaian ini menjadi bukti bahwa ketahanan pangan nasional bisa diwujudkan dengan kerja bersama. “Kita buktikan bahwa petani Indonesia bisa mandiri dan produktif,” tegasnya.
Lebih lanjut, pemerintah tengah mempersiapkan langkah strategis untuk menjaga kestabilan harga gabah di tingkat petani, agar tidak anjlok di tengah lonjakan produksi. Bulog dan BUMN pangan lainnya telah diminta menyerap gabah hasil panen secara maksimal, agar stok nasional tetap aman dan petani tetap diuntungkan.
Keberhasilan ini menjadi angin segar di tengah tantangan global terkait krisis pangan. Dengan produksi padi yang melampaui target, Indonesia diharapkan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga membuka peluang ekspor ke negara tetangga yang mulai mengalami kekurangan pasokan beras.