JDNews.co.id – Kabar menggembirakan datang dari sektor pertanian nasional. Pemerintah mengumumkan bahwa produksi beras dalam negeri telah menembus angka 1,5 juta ton pada kuartal pertama 2025. Pencapaian ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Pangan, yang optimistis Indonesia tidak perlu mengimpor beras hingga dua tahun ke depan.
“Stok beras kita sangat mencukupi. Dengan tren panen raya dan dukungan cuaca yang relatif bersahabat, produksi nasional diproyeksikan stabil bahkan meningkat. Ini membuat kita tak lagi tergantung pada impor setidaknya hingga 2026,” ujar Menko Pangan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (22/4).
Menurut data Badan Pangan Nasional, capaian produksi ini didorong oleh optimalisasi lahan pertanian di beberapa sentra produksi seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Selain itu, penggunaan bibit unggul dan pola tanam modern turut meningkatkan hasil panen secara signifikan.
Langkah pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan juga diperkuat dengan distribusi pupuk subsidi yang lebih merata serta pemberian insentif bagi petani yang konsisten memproduksi gabah berkualitas. Selain mengurangi beban biaya produksi, kebijakan ini dinilai efektif dalam menjaga semangat petani di tengah fluktuasi harga.
Dengan stok beras yang melimpah, pemerintah memastikan harga di tingkat konsumen tetap stabil. “Kami terus pantau agar harga di pasar tetap terjangkau. Ini penting agar keberhasilan produksi juga dirasakan masyarakat luas,” tambah Menko Pangan. Ia juga menegaskan bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) dalam posisi aman untuk menghadapi potensi gejolak pangan global.
Keberhasilan ini menjadi sinyal positif bagi upaya Indonesia mewujudkan kemandirian pangan. Meski tantangan ke depan masih ada, terutama terkait perubahan iklim dan distribusi, pemerintah yakin dengan kolaborasi lintas sektor dan peran aktif petani, cita-cita Indonesia swasembada beras bisa tercapai secara berkelanjutan.