JDNews.co.id – Laporan terbaru menyatakan bahwa pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, menginginkan terjadinya perang yang lebih besar di tingkat regional dan mengubah sikapnya terkait kesepakatan sandera. Pejabat AS mengatakan kepada New York Times bahwa tidak ada keinginan dari Hamas untuk melanjutkan pembicaraan dengan Israel. Sinwar dikatakan percaya bahwa perang yang sedang berlangsung membuatnya tidak memiliki peluang untuk bertahan hidup.
Menurut para pejabat, Sinwar berpendapat bahwa tekanan yang lebih besar terhadap Israel akan memaksa IDF untuk mengurangi operasinya di Jalur Gaza. Namun, laporan-laporan juga mencatat bahwa operasi darat yang sedang berlangsung di Lebanon dan serangan rudal Iran terhadap Israel tidak berhasil memberikan kerugian yang signifikan, yang menunjukkan bahwa Sinwar mungkin salah dalam perhitungan strategisnya.
Di tengah kondisi tersebut, agen intelijen AS kini sedang berupaya untuk melacak keberadaan Sinwar. Beberapa laporan media bahkan meragukan keberadaan Sinwar, tetapi pihak berwenang menyatakan bahwa rumor tentangnya tidak dapat dipastikan. Situasi ini semakin rumit karena komunikasi antara Sinwar dan anggota Hamas lainnya semakin menurun.
Sumber: jpost.com