JDNews.co.id, Sijunjung, Sumbar – Tindakan kriminal yang keji menimpa empat wartawan media online saat menjalankan tugas jurnalistik di Tanjung Lolo, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, pada Kamis hingga Jumat dini hari (13–14 Maret 2025). Mereka menjadi korban perampokan, penganiayaan, penyekapan, dan pemerasan oleh sekelompok pelaku yang diduga kuat merupakan mafia BBM subsidi dan tambang emas ilegal.
Identitas Korban
Wartawan yang menjadi korban tersebut adalah:
- Suryani (Nusantararaya.com)
- Jenni (Siagakupas.com)
- Safrizal (Detakfakta.com)
- Hendra Gunawan (Mitrariau.com)
Mereka diduga diserang setelah mengungkap praktik ilegal yang melibatkan tangki merah putih milik PT Elnusa Petrofin serta tambang emas yang dikelola oleh Wali Korong Tanjung Lolo.
Serangkaian Kekerasan
Para wartawan mengalami kekerasan yang tidak berperikemanusiaan. Mereka dirampok, diintimidasi, dan dianiaya secara bergantian. Barang-barang berharga mereka, termasuk dua unit laptop, ponsel, dan perlengkapan lainnya, dijarah habis-habisan. Jenni nyaris menjadi korban pelecehan seksual, diancam untuk ditelanjangi oleh para pelaku.
Suryani mengungkapkan bahwa mereka tidak hanya dipukuli tetapi juga diancam akan dibakar hidup-hidup. “Mereka sudah menyiapkan bensin 30 liter,” ujarnya.
Pemerasan dan Ancaman
Setelah penyiksaan, para wartawan disekap dan dipaksa membayar uang tebusan sebesar Rp20 juta. Karena keterbatasan dana, mereka hanya bisa mengumpulkan Rp10 juta, yang dikirim oleh rekan mereka, Aris Tambunan. Namun, meskipun uang telah ditransfer, penyiksaan tetap berlanjut.
Suryani bahkan dipaksa pergi ke ATM untuk menarik sisa uang secara bertahap. Para pelaku kemudian menantang mereka untuk melapor ke pihak berwenang dengan ancaman akan menghabisi mereka jika laporan tersebut viral.
Dampak dan Harapan
Kejadian ini menjadi tamparan keras bagi kebebasan pers dan keamanan jurnalis di Indonesia. Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari aparat terkait. Para korban berharap ada tindakan tegas terhadap para pelaku agar kasus ini tidak dibiarkan begitu saja.
Peristiwa ini semakin memperjelas keberadaan mafia BBM subsidi dan tambang ilegal yang beroperasi dengan kebrutalan yang mengerikan. Tindakan keji terhadap wartawan yang tengah menjalankan tugasnya adalah serangan terhadap kebebasan pers yang harus segera diusut tuntas.