JDNews.co.id, Jakarta– Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Helvi Moraza menekankan peran penting UMKM di sektor pertanian dan perikanan dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Indonesia memiliki lebih dari 29 juta UMKM pertanian yang menjadi kekuatan utama dalam menghadapi tantangan pangan di masa depan.
Dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Makassar, Sulawesi Selatan, Helvi mengungkapkan bahwa 99 persen UMKM pertanian masih berupa usaha perseorangan, sementara sisanya terdiri dari usaha berbadan hukum (0,02 persen) dan bentuk usaha lainnya (0,04 persen). “Angka ini menunjukkan bahwa sektor ini merupakan tulang punggung ketahanan pangan nasional,” ujar Helvi, Jumat (24/1/2025).
Meski memiliki potensi besar, sektor pangan menghadapi tantangan signifikan, seperti rendahnya indeks inklusi keuangan yang baru mencapai 62,26 persen, serta isu regenerasi tenaga kerja, di mana 64,2 persen pekerja di sektor pertanian berusia di atas 45 tahun.
Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah memperkuat kebijakan pembiayaan inklusif bagi UMKM pangan. Pada 2024, Kredit Usaha Rakyat (KUR) disalurkan sebesar Rp282 triliun, meningkat dari Rp260 triliun pada 2023. Namun, proporsi untuk sektor pertanian, kehutanan, dan perburuan hanya sekitar 30 persen dalam lima tahun terakhir, sementara sektor kelautan turun dari 1,8 persen pada 2020 menjadi 1,4 persen pada 2024.
Di Sulawesi Selatan, realisasi KUR pada 2024 mencapai Rp16,8 triliun, dengan 45 persen dialokasikan ke sektor pertanian, jauh di atas rata-rata nasional. Namun, proporsi KUR untuk sektor perikanan di wilayah tersebut masih rendah, hanya 3,9 persen, meski potensinya sangat besar.
Helvi mendorong pemerintah daerah, termasuk bupati dan wali kota, untuk memaksimalkan program KUR guna mendukung ketahanan pangan. “Kami terus mengupayakan penyaluran KUR ke sektor produktif, dengan target 60 persen. Saat ini, baru 57,81 persen atau Rp163,28 triliun dari total Rp282,44 triliun yang tersalurkan ke sektor produktif,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah menggenjot program KUR Klaster dan KUR Alsintan sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian. “Program ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi riil, meningkatkan nilai tambah produk lokal, dan mengurangi ketergantungan pada sektor perdagangan,” tambah Helvi.
sumber: infopublik.id