JDNews.co.id – Di balik sederhananya bahan-bahan dapur tradisional, tersimpan kekayaan rasa dan kenangan masa lalu yang tak ternilai. Salah satunya adalah gulai daun pakis dengan udang—masakan khas yang dahulu kerap tersaji di meja makan keluarga, terutama di daerah Sumatera dan sekitarnya. Makanan ini bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga simbol kehangatan keluarga dan kearifan lokal dalam mengolah hasil alam.
Daun pakis, sayuran liar yang tumbuh subur di daerah lembap, ternyata punya tekstur lembut dan rasa khas yang cocok untuk beragam olahan. Orang tua zaman dulu biasanya memetiknya langsung dari kebun atau pinggiran sungai, memastikan daun yang diambil masih muda dan segar. Sementara itu, udang—baik air tawar maupun laut—dipilih yang berukuran sedang agar tak terlalu dominan, melainkan menyatu sempurna dengan kuah gulai yang kaya rempah.
Proses memasaknya pun penuh kesabaran. Pertama, daun pakis dibersihkan dan direbus sebentar agar lebih empuk. Udang dibersihkan, lalu disisihkan. Di wajan lain, bumbu halus seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, kunyit, lengkuas, dan jahe ditumis hingga harum. Santan kental kemudian dituangkan, dan diaduk perlahan agar tidak pecah. Setelah bumbu matang, udang dan daun pakis dimasukkan, dimasak hingga semua bahan menyatu dalam satu aroma yang menggoda.
Gulai daun pakis dan udang ini bukan sekadar enak disantap, tapi juga sarat manfaat. Daun pakis dikenal kaya akan serat dan zat besi, sementara udang mengandung protein tinggi. Kombinasi ini membuat gulai ini bukan hanya lezat, tapi juga menyehatkan. Tak heran jika para orang tua zaman dulu percaya, hidangan ini bisa memberi tenaga ekstra untuk beraktivitas seharian.
Kini, gulai ini memang mulai jarang ditemukan, terutama di perkotaan. Tapi di beberapa daerah, seperti di pedalaman Sumatera Barat atau desa-desa di pesisir timur Sumatera, tradisi memasak gulai daun pakis dan udang masih terus dilestarikan. Bahkan, beberapa rumah makan tradisional menjadikan menu ini sebagai andalan, menarik wisatawan yang ingin mencicipi cita rasa otentik kampung halaman.
Menghidangkan gulai ini di rumah bisa jadi cara sederhana untuk mengenang masa lalu. Aroma santan dan rempah yang menguar dari dapur, ditambah rasa gurih udang dan lembutnya daun pakis, akan membawa kita pada kenangan makan siang bersama keluarga besar di bawah rindangnya pohon mangga. Hangat, menggugah selera, dan tak lekang oleh waktu.