JDNews.co.id, Tanjungpinang, 1 September 2025 — Ratusan mahasiswa dari berbagai daerah di Kepulauan Riau (Kepri) menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepri. Aksi ini melibatkan Aliansi Cipayung Plus Kepri, Aliansi Mahasiswa Kepri, dan Aliansi BEM Tanjungpinang-Bintan.
Sebelumnya, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kepri mengeluarkan surat instruksi untuk aksi tersebut, yang diikuti oleh tiga Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI: DPC GMNI Tanjungpinang-Bintan, DPC GMNI Batam, dan DPC GMNI Lingga.
Dengan tema “Kepri Menggugat, Selamatkan Indonesia,” demonstrasi ini mencerminkan kecemasan mahasiswa terhadap kondisi politik nasional dan ketidakpuasan terhadap respons pemerintah dalam menangani isu sosial yang berkembang.
Ketua DPD GMNI Kepri, Heri Purba, menekankan bahwa aksi ini adalah tanggapan terhadap klaim sepihak yang mengatasnamakan mahasiswa Kepri. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga ketertiban selama aksi.
“Massa aksi membawa 13 tuntutan utama kepada DPRD Kepri,” kata Heri, mencakup isu-isu seperti dukungan untuk RUU Perampasan Aset, evaluasi penanganan aksi massa, dan reformasi institusi Polri.
Sekretaris DPC GMNI Lingga, Said Farhan, menekankan bahwa kehadiran mereka mewakili aspirasi rakyat Lingga yang sering diabaikan. Ketua DPC GMNI Tanjungpinang-Bintan, Gabriel Renaldi Hutauruk, juga mengkritisi kurangnya perhatian anggota DPR RI dari Kepri terhadap masyarakat kepulauan.
Sementara itu, Alwie Djaelani, Ketua DPC GMNI Batam, memilih untuk berangkat ke Tanjungpinang untuk menyampaikan aspirasi di DPRD Provinsi sesuai instruksi DPD GMNI Kepri.
Aksi ini menunjukkan konsolidasi yang kuat antar DPC GMNI dan merupakan bentuk penolakan terhadap klaim yang tidak mewakili suara mahasiswa Kepri.


